Kamis, 02 Februari 2012

Pemeriksaan Fisik pada Bayi Baru Lahir


A.    Pengertian Pemeriksaan Fisik atau Pemeriksaan Klinis
Pemeriksaan fisik atau pemeriksaan klinis adalah sebuah proses dari seorang ahli medis memeriksa tubuh pasien untuk menemukan tanda klinis penyakit. hasil pemeriksaan akan di catat dalam rekam medis. Rekam medis dan pemeriksaan fisik akan membantu dalam penegakkan diagnosis dan perencanaan perawatan pasien. pemeriksaan fisik pada bayi dapat dilakukan oleh bidan, perawat atau dokter untuk menilai status kesehatannya.
Waktu pemeriksaan dapat di lakukan saat bayi baru lahir, 24 jam setelah lahir (sesaat sesudah bayi lahir pada saat kondisi atau suhu tubuh sudah stabil dan setelah di lakukanpembersihan jalan nafas/resisutasi, pembersihan badan bayi, perawatan tali pusat ) dan akan pulang pulang dari rumah sakit.

B.     Tujuan dari Pemeriksaan Fisik
Tujuan Dari Pemeriksaan Fisik adalah :
  1. Untuk menentukan status kesehatan klien
  2. Mengidentifikasi masalah
  3. Mengambil data dasar untuk menentukan rencana tindakan
  4. Untuk untuk mengenal dan menemukan kelainan yang perlu mendapat tindakan segera.
  5. Untuk menentukan data objektif dari riwayat keperawatan klien.
Pada Pengkajian ini dapat ditemukan indikasi tentang seberapa baik bayi melakukan penyesuaian terhadap kehidupan di luar uterus dan bantuan apa yang diperlukan. Dalam pelaksanaannya harus diperhatikan agar bayi tidak kedinginan, dan dapat ditunda apabila suhu tubuh bayi rendah atau bayi tampak tidak sehat.
Sebelum melakukan pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir ada beberapa hal yang perlu di perhatikan, antara lain :
1.         Bayi sebaiknya dalam keadaan telanjang di bawah lampu terang sehingga bayi tidak mudah kehilangan panas atau lepaskan  pakaian hanya pada daerah yang di periksa.
2.         Lakukan prosedur secara berurutan dari kepala ke kaki atau lakukan prosedur yang memerlukan observasi ketat lebih dahulu, seperti paru, jantung dan abdomen.
3.         Lakukan prosedur yang menggangu bayi, seperti pemeriksaan refleks pada tahap akhir bicara lembut, pegang tangan bayi di atas dadanya atau lainnya.

C.      Prinsip Pemeriksaan Fisik Bayi Baru Lahir
1.         Jelaskan prosedur pada orang tua dan minta persetujuan tindakan .
2.         Cuci dan keringkan tangan , pakai sarung tangan .
3.         Pastikan pencahayaan baik.
4.    Periksa apakah bayi dalam keadaan hangat, buka bagian yangg akan diperiksa (jika bayi telanjang pemeriksaan harus dibawah lampu pemancar) dan segera selimuti kembali dengan cepat.
5.         Periksa bayi secara sistematis dan menyeluruh.

D.    Peralatan dan Perlengkapan :
a.       Kapas  alkohol dalam tempatnya.
b.      Bak instrumen
c.       Handscoon
d.      Tissue dalam tempatnya
e.       Senter
f.       Termometer
g.      Stetoskop
h.      Tongs patel
i.        Selimut bayi
j.        Bengkok
k.      Timbangan bayi
l.        Selimut bayi
m.    Bengkok
n.      Timbangan bayi
o.      Pita ukur/metlin
p.      Timer
q.      Pengukur panjang badan
r.        Buku catatan

E.     Prosedur  Pelaksanaan:
1.    Penilaian Apgar score
Pemeriksaan ini bertujuan untuk menilai kemampuan laju jantung, kemampuan bernafas, kekuatan tonus otot, kemampuan refleks dan warna kulit. Caranya:
a.       Lakukan penilaian apgar Score dengan cara menjumlahkan hasil penilaian tanda, seperti laju jantung, kemampuan bernafas, kekuatan tonus otot, kemampuan refleks dan warna kulit.
b.      Tentukan hasil penilaian, sebagai berikut :
·       Adaptasi baik                          : skor 7-10
·       Asfiksia ringan-sedang           : skor 4-6
·       Asfiksia berat                          : skor 0-3

Tabel Penilaian Apgar Score
TANDA
0
1
2
Frekuensi jantung
Tidak ada
≤100
≥100
Usaha bernafas
Tidak ada
Lambat
Menangis kuat
Tonus otot
Lumpuh
Ekstermitas fleksi sedikit
Gerakan Aktif
Refleks
Tidak bereaksi
Gerakan sedikit
Melawan
Warna Kulit
Seluruh tubuh biru / pucat
Tubuh Kemerahan, Ekstermitas Atas Biru
Seluruh tubuh kemerahan



2.      Pengukuran Antropometri
a.       Lakukan Penimbangan berat badan
Letakkan kain atau kertas pelindung dan atur skala penimbangan ke titik nol sebelum penimbangan. Hasil timbangan dikurangi berat alas dan pembungkus bayi. Berat badan normal adalah 2500-3500 gram apabila BB kurang dari 2500 gram disebut bayi Premature dan apabila BB bayi lebih dari 3500 gram maka bayi disebut Macrosomia.
b.      Lakukan Pengukuran panjang badan
Letakkan bayi di tempat yang datar. Ukur panjang badan dari kepala sampai tumit dengan kaki/badan bayi diluruskan. Alat ukur harus terbuat dari bahan yang tidak lentur. Panjang badan normal adalah 45-50 cm
c.       Ukur lingkar kepala
Pengukuran dilakukan dari dahi kemudian melingkari kepala kembali lagi ke dahi. Lingkar kepala normal adalah 33-35 cm.
d.      Ukur lingkar dada
Ukur lingkar dada dari daerah dada ke punggung kembali ke dada (pengukuran dilakukan melalui kedua puting susu). Lingkar dada normal adalah 30 -33 cm. Apabila diameter kepala lebih besar 3 cm dari lingkar dada maka bayi mengalami Hidrocephalus. Dan apabila diameter kepala lebih kecil  3 cm dari dada maka bayi mengalami Microcephalus.
e.       Mengukur Lingkar Lengan atas (LILA)
Normalnya 11-15 cm. Untuk LILA pada BBL belum mencerminkan keadaan tumbuh kembang bayi.

F.     Pemeriksaan Fisik
  1. Kepala
·         Lakukan Inspeksi pada daerah kepala. Raba sepanjang garis sutura dan fontanel ,apakah ukuran dan tampilannya normal. Sutura yang berjarak lebar mengindikasikan bayi preterm,moulding yang buruk atau hidrosefalus. Pada kelahiran spontan letak kepala, sering terlihat tulang kepala tumpang tindih yang disebut moulding/moulase. Keadaan ini normal kembali setelah beberapa hari sehingga ubun-ubun mudah diraba. Perhatikan ukuran dan ketegangannya. Fontanel anterior harus diraba, fontanel yang besar dapat terjadi akibat prematuritas atau hidrosefalus, sedangkan yang terlalu kecil terjadi pada mikrosefali. Jika fontanel menonjol, hal ini diakibatkan peningkatan tekanan intakranial, sedangkan yang cekung dapat tejadi akibat deidrasi. Terkadang teraba fontanel ketiga antara fontanel anterior dan posterior, hal ini terjadi karena adanya trisomi 21.
·         Periksa adanya tauma kelahiran misalnya; caput suksedaneum, sefal hematoma, perdarahan subaponeurotik/fraktur tulang tengkorak.
·         Perhatikan adanya kelainan kongenital seperti ; anensefali, mikrosefali, kraniotabes dan sebagainya.
  1. Wajah
·         Wajah harus tampak simetris. Terkadang wajah bayi tampak asimetris hal ini dikarenakan posisi bayi di intrauteri.
·         Perhatikan kelainan wajah yang khas seperti sindrom down atau sindrom piere robin.
·         Perhatikan juga kelainan wajah akibat trauma lahir seperti laserasi, paresi N.fasialis.
  1. Mata
·      Goyangkan kepala bayi secara perlahan-lahan supaya mata bayi terbuka.
·      Lakukan inspeksi daerah mata. Periksa jumlah, posisi atau letak mata
·      Perksa adanya strabismus yaitu koordinasi mata yang belum sempurna
·      Periksa adanya glaukoma kongenital, mulanya akan tampak sebagai pembesaran kemudian sebagai kekeruhan pada kornea
·      Katarak kongenital akan mudah terlihat yaitu pupil berwarna putih. Pupil harus tampak bulat. Terkadang ditemukan bentuk seperti lubang kunci (kolobama) yang dapat mengindikasikan adanya defek retina
·      Periksa adanya trauma seperti palpebra, perdarahan konjungtiva atau retina
·      Periksa adanya sekret pada mata, konjungtivitis oleh kuman gonokokus dapat menjadi panoftalmia dan menyebabkan kebutaan
·      Apabila ditemukan epichantus melebar kemungkinan bayi mengalami sindrom down.
  1. Hidung
·         Kaji bentuk dan lebar hidung, pada bayi cukup bulan lebarnya harus lebih dari 2,5 cm. Bayi harus bernapas dengan hidung, jika melalui mulut harus diperhatikan kemungkinan ada obstruksi jalan napas akarena atresia koana bilateral, fraktur tulang hidung atau ensefalokel yang menonjol ke nasofaring.
·         Periksa adanya sekret yang mukopurulen yang terkadang berdarah , hal ini kemungkinan adanya sifilis congenital.
·         Periksa adanya pernapasa cuping hidung, jika cuping hidung mengembang menunjukkan adanya gangguan pernapasan.
  1. Mulut
·         Lakukan Inspeksi apakah ada kista  yang ada pada mukosa mulut.
·         Perhatikan mulut bayi, bibir harus berbentuk dan simetris. Ketidaksimetrisan bibir menunjukkan adanya palsi wajah. Mulut yang kecil menunjukkan mikrognatia.!--
·        
·        
·           mulanya akan tampak sebagai Periksa adanya bibir sumbing, adanya gigi atau ranula (kista lunak yang berasal dari dasar mulut)
·         Periksa keutuhan langit-langit, terutama pada persambungan antara palatum keras dan lunak.
·         Perhatikan adanya bercak putih pada gusi atau palatum yang biasanya terjadi akibat Epistein’s pearl atau gigi.
·         Periksa lidah apakah membesar atau sering bergerak. Bayi dengan edema otak atau tekanan intrakranial meninggi seringkali lidahnya keluar masuk (tanda foote).
  1. Telinga
·      Periksa dan pastikan jumlah, bentuk dan posisinya.
·      Pada bayi cukup bulan, tulang rawan sudah matang.
·      Daun telinga harus berbentuk sempurna dengan lengkungan yang jelas dibagia atas.
·      Perhatikan letak daun telinga. Daun telinga yang letaknya rendah (low set ears) terdapat pada bayi yangmengalami sindrom tertentu (Pierre-robin).
·      Perhatikan adanya kulit tambahan atau aurikel hal ini dapat berhubungan dengan abnormalitas ginjal.
·      Bunyikan bel atau suara. Apabila terjadi refleks terkejut maka pendengarannya baik, kemudian apabila tidak terjadi refleks maka kemungkinan terjadi gangguan pendengaran.
  1. Leher
·         Leher bayi biasanya pendek dan harus diperiksa kesimetrisannya. Pergerakannya harus baik. Jika terdapat keterbatasan pergerakan kemungkinan ada kelainan tulang leher.. -!supportLortLists]-->
·         Periksa adanya trauma leher yang dapat menyebabkan kerusakan pad fleksus brakhialis
·         Lakukan perabaan untuk mengidentifikasi adanya pembengkakan.periksa adanya pembesaran kelenjar tyroid dan vena jugularis
·         Adanya lipata kulit yang berlebihan di bagian belakang leher menunjukkan adanya kemungkinan trisomi 21.
·         Raba seluruh klavikula untuk memastikan keutuhannya terutama pada bayi yang lahir dengan presentasi bokong atau distosia bahu. Periksa kemungkinan adanya fraktur.
  1. Dada, Paru dan Jantung
·         Periksa kesimetrisan gerakan dada saat bernapas. Apabila tidak simetris kemungkinan bayi mengalami pneumotoraks, paresis diafragma atau hernia diafragmatika. Pernapasan bayi yang normal dinding dada dan abdomen bergerak secara bersamaan. Tarikan sternum atau interkostal pada saat bernapas perlu diperhatikan. Frekuensi pernapasan bayi normal antara 40-60 kali permenit. Perhitungannya harus satu menit penuh karena terdapat periodic breathing, dimana pola pernapasan pada neonatus terutama pada premature ada henti nafas yang berlangsung 20 detik dan terjadi secara berkala. Pada bayi cukup bulan, puting susu sudah terbentuk dengan baik dan tampak simetris
·         Payudara dapat tampak membesar tetapi ini normal.
·         Lakukan palpasi pada daerah dada, untuk menentukan ada tidaknya fraktur klavikula dengan cara meraba ictus cordis dengan menentukan posisi jantung.
·         Lakukan Auskultasi paru dan jantung dengan menggunakan stetoskop untuk menlai frekuensi dan suara napa/jantung. Secara normal frekuensi denyut jantung antara 120-160 x / menit.
  1. Abdomen
·         Abdomen harus tampak bulat dan bergerak secara bersamaan dengan gerakan dada saat bernapas. Kaji adanya pembengkakan
·         Lakukan pemeriksaan pada tali pusat bertujuan untuk menilai ada tidaknya kelainan pada tali pusat seperti, ada tidaknya vena dan arteri, tali simpul pada tali pusat dan lain-lain.
·         Jika perut sangat cekung kemungkinan terdapat hernia diafragmatika
·         Abdomen yang membuncit kemungkinan karena hepato-splenomegali atau tumor lainnya
·         Jika perut kembung kemungkinan adanya enterokolitis vesikalis, omfalokel atau ductus omfaloentriskus persisten.
·         Lakukan Auskultasi adanya bising Usus.
·         Lakukan perabaan hati, umumnya teraba 2-3 cm di bawah arkus kosta kanan. Limpa teraba 1 cm di bawah arkus kosta kiri.
·         Lakukan palpasi ginjal, dengan cara atur posisi terlentang dan tungkai bayidi lipat agar otot-otot dinding perut dalam keadaan relaksasi, batas bawah ginjal dapat di raba setinggi umbilikus di antara garis tengah dan tepi perut bagian ginjal dapat di raba sekitar 2-3 cm. Adanya pembesaran pada ginjal dapat di sebabkan oleh neoplasma, kelainan bawaan, atau trombosis vena renalis
  1. Ekstermitas Atas
·         Kedua lengan harus sama panjang, periksa dengan cara meluruskan kedua lengan ke bawah
·         Kedua lengan harus bebas bergerak, jika gerakan kurang kemungkinan adanya kerusakan neurologis atau fraktur
·         Periksa jumlah jari. Perhatikan adanya polidaktili atau sidaktili
·         Telapak tangan harus dapat terbuka, garis tangan yang hanya satu buah berkaitan dengan abnormaltas kromosom, seperti trisomi 21
·         Periksa adanya paronisia pada kuku yang dapat terinfeksi atau tercabut sehingga menimbulkan luka dan perdarahan.
  1. Ekstermitas Bawah
·         Periksa kesimetrisan tungkai dan kaki. Periksa panjang kedua kaki dengan meluruskan keduanya dan bandingkan
·         Kedua tungkai harus dapat bergerak bebas. Kuraknya gerakan berkaitan dengan adanya trauma, misalnya fraktur, kerusakan neurologis.
·         Periksa adanya polidaktili atau sidaktili padajari kaki.
  1. Spinal
·         Periksa spina dengan cara menelungkupkan bayi, cari adanya tanda-tanda abnormalitas seperti spina bifida, pembengkakan, lesung atau bercak kecil berambut yang dapat menunjukkan adanya abdormalitas medula spinalis atau kolumna vertebra
  1. Genetalia
·         Pada bayi laki-laki panjang penis 3-4 cm dan lebar 1-1,3 cm.Periksa posisi lubang uretra. Prepusium tidak boleh ditarik karena akan menyebabkan fimosis
·         Periksa adanya hipospadia dan epispadia
·         Skrotum harus dipalpasi untuk memastikan jumlah testis ada dua
·         Pada bayi perempuan cukup bulan labia mayora menutupi labia minora
·         Lubang uretra terpisah dengan lubang vagina
·         Terkadang tampak adanya sekret yang berdarah dari vagina, hal ini disebabkan oleh pengaruh hormon ibu (withdrawl bedding)
  1. Anus dan Rectum
·      Periksa adanya kelainan atresia ani , kaji posisinya
·      Mekonium secara umum keluar pada 24 jam pertama, jika sampai 48 jam belum keluar kemungkinan adanya mekonium plug syndrom, megakolon atau obstruksi saluran pencernaan
  1. Kulit
·         Perhatikan kondisi kulit bayi.
·         Periksa adanya ruam dan bercak atau tanda lahir
·         Periksa adanya pembekakan
·         Perhatinan adanya vernik kaseosa ( zat yang bersifat seperti lemak berfungsi sebagai pelumas atau sebagai isolasi panas yang akan menutupi bayi cukup bulan).
·         Perhatikan adanya lanugo(rambut halus yang terdapat pada punggung bayi) jumlah yang banyak terdapat pada bayi kurang bulan daripada bayi cukup bulan.
  1. Refleks-Refleks
Pemeriksaan Refleks
Cara Pengukuran
Kondisi Normal
Kondisi Patologis
Berkedip
Sorotkan cahaya ke mata bayi.
Dijumpai pada tahun pertama
Jika tidak di jumpai menunjukkan kebutaan.
Tanda babinski
Gores telapak kaki sepanjang tepi luar, di ulai dari tumit
Jari kaki mengembang dan ibu jari kaki dorsofleksi, di jumpai sampai umur 2 tahun.
Bila pengembangan jari kaki dorsofleksi setelah umur 2 tahun adanya tanda lesi ekstrapiramidal.
Moro’s
Ubah posisi dengan tiba-tiba atau pukul meja/tempat tidur.
Lengan Ekstensi, jari-jari mengembang kepala terlempar ke belakang, tungkai sedikit ekstensi, lengan kembali ke tengah dengan tangan menggenggam tulang belakang dan ekstermitas bawah ekstens. Lebih kuat selama 2 bulan menghilang pada umur 3-4 bulan.
Refleks yang menetap  lebih 4 bulan adanya kerusakan otak, respon tidak simetris adanya hemiparesis, fraktur klavikula, atau cidera fleksus brachialis. Tidak ada respons ekstermitas bawah adanya dislokasi pinggul atau cidera medulla spinalis.
Mengenggam
(palmar grap’s)
Letakkan jari di telapak tangan bayi dari sisi ulnar, jika refleks lemah atau tidak ada berikan bayi botol atau dot, karena mengjisap akan mengeluarkan refleks.
Jari-jari bayi melengkung di sekitar jari yang di letakkan di telapak tangan bayi dari sisi ulnar, refleks ini menghilang dari umur 3-4 bulan.
Fleksi yang tidak simetris menunjukkan adanya paralysis, refleks menggenggam yang menetap menunjukkan gangguan serebral
Rooting
Gores sudut mulut bayi garis tengah bibir.
Bayi memutar kea rah pipi yang di gores, refleks ini menghilang pada umur 3-4 bulan. Tetapi bias menetap sampai umur 12 bulan khususnya selama tidur.
Tidak adanya reflek menunjukkan adanya gangguan neurology berat
Kaget (startle)
Bertepuk tangan dengan keras.
Bayi mengekstensi dan memfleksi lengan dalam berespon terhadap suara yang keras tangan tetap rapat, refleks ini akan menghilang setelah umur 4 bulan.
Tidak adanya refleks menunjkkan adanya gangguan pendengaran
Menghisap
Berikan bayi botol dan dot.
Bayi menghisap dengan kuat dalam berespons terhadap stimulasi, reflek ini menetap selama masa bayi dan mungkin terjadi selama tidur tanpa stimulasi
Reflek yang lemah atau tidak ada menunjukkan kelambatan perkembangan atau keadaan neurologi yang abnormal



Perubahan Anatomi dan Adaptasi Fisiologis Pada Ibu Hamil


1.      Perubahan Sistem Reproduksi
a.      Uterus
Uterus merupakan organ otot lunak yang sangat unik yang mengalami perubahan cukup besar selama kehamilan. Selama kehamilan, serat otot uterus menjadi meregang dan bertambah besar, atau biasa disebut dengan istilah hyperplasia. Hal ini terjadi karena pengaruh dari kinerja hormone dan tumbuh kembang janin pula.
Ukuran uterus sebelum hamil yaitu berkisar 7,5cm x 5cm x 2,5cm dan berkembang pesat menjadi 30cm x 22,5cm x 20cm selama kehamilan seiring pertumbuhan janin. Untuk berat uterus sendiri meningkat 20 kali dari semula, dari 60 gr menjadi 1000 gr (Steer & Johnson 1998)
Pertumbuhan uterus yang terutama terjadi pada trimester kedua adalah proses hipertropi atau pembesaran ukuran uterus, hal ini terjadi karena adanya berbagai rangsangan pada uterus untuk melakukan pembesaran ukuran. Pertumbuhan janin membuat uterus meregang sehingga menstimulasi sintesis protein pada bagian myometrium uterus.
Pada akhir trimester pertama yaitu saat umur kehamilan berkisar antara 3-4 bulan, lapisan dinding uterus menebal dari 10mm menjadi 25mm. Namun saat trimester selanjutnya, lapisan dinding uterus menipis antara 5 sampai 10mm (Blackburn 2003).
Sebelum terjadinya kehamilan, uterus merupakan salah satu organ yang berada di rongga pelvis, namun saat akhir trimester I kehamilan uterus menjadi organ yang berada di rongga abdomen. Letak uterus tidak terlalu anteversi maupun antefleksi. Posisinya di rongga abdomen cenderung menempati rongga kanan atas, hal ini dikarenakan colon menempati bagian kiri dari rongga pelvic sehingga posisi uterus saat pertumbuhannya menjadi cenderung ke sebelah kanan. Tinggi fundus uteri dapat dipalpasi melalui abdomen bila posisi uterus telah berada di atas simfisis pubis.
Selama kehamilan, lapisan endometrium uterus menjadi lebih tebal dan lebih banyak pembuluh darah terutama di bagian fundus uteri tempat implantasi normal plasenta yang biasa disebut decidua. Decidua kaya akan cadangan glikogen untuk memenuhi kebutuhan blastosit sebelum terbentuknya plasenta, oleh sebab itulah lapisan deciduas lebih tebal.  yang dialami endometrium menjadi 6-8mm lebih tebal ini disebabkan karena pertumbuhan janin dan produksi progesterone oleh corpus luteum.
Myometrium merupakan bagian uterus yang sangat memegang peranan penting yang terdiri daribanyak jaringan otot. Selama kehamilan, serat otot myometrium menjadi lebih berbeda dan strukturnya lebih terorganisir dalam rangka persiapan kinerjanya saat persalinan.
b.      Serviks
·         Seiring berangsur-angsurnya perubahan uterus selama kehamilan, serviks pun ikut mengalami perubahan. Struktrur dari serviks berubah dari yang tadinya kaku menjadi sangat elastic atau lunak yang mana dapat meregang hingga diameter 10cm atau lebih selama persalinan dan kemudian kembali lagi ke keadaan semula. Selama kehamilan, pada serviks terjadi peningkatan massa, kadar cairan dan pembuluh darah (Blackburn 2003).
·         mengeluarkan sekret mukus endoserviks karena pengaruh progesteron untuk perlindungan terhadap infeksi
·         estrogen meningkatkan vaskularitas sehingga timbul tanda chadwick
·         prostaglandin dilepaskan dari jaringan untuk perlunakan serviks
·         effacement atau pemendekan terjadi pada primigravida pada 2 minggu terakhir
c.       Vagina
·         jaringan otot mengalami hypertrofi
·         terjadi peningkatan vaskularisasi
·         peningkatan pengeluaran pervaginam
d.      Vulva
·         vaskularisasi meningkat
·         warna menjadi lebih gelap
e.       Ovarium dan Tuba Falopii
·         Selama kehamilan, ovulasi berhenti karena adanya peningkatan estrogen dan progesterone yang menyebabkan penekanan sekresi FSH dan LH dari hipofisis anterior.
·         pematangan folikel baru ditangguhkan dan hanya satu korpus luteum yang ditemukan dalam ovarium
·         Corpus luteum akan mensekresi progesterone sampai usia kehamilan 10-12 minggu tepatnya setelah plasenta terbentuk dan berfungsi.
·         tuba fallopii mengalami hipertrofi
·         epitel mukosa menjadi gepeng

2.      Payudara
·         Pada 3-4 minggu ada sensasi rasa nyeri, duktus dan alveoli membesar
·         Pada 6 minggu ukuran payudara bertambah besar
·         Pada 8 minggu mulai tampak 12-13 nodul kecil disekitar areola, merupakan kelenjar sebasea yang terdapat pada nipple (puting susu) yang mengalami perubahan, serta menghasilkan sebum (kelenjar keringat yang ada di puting) yang menjaga agar mammae tetap lembut dan kenyal
·         Pada 12 minggu puting susu membesar dan melunak, areola meluas, terjadi pigmentasi (berwarna lebih gelap) dengan diameter awal 4 cm, diameter maksimal 7 cm
·         Pada 16 minggu terdapat pengeluaran kolostrum
Perubahan mammae selama kehamilan
Umur kehamilan
Perubahan
3-4 minggu
Rasa penuh pada paudara
6 minggu
Terjadi pembesaran dan sedikit nyeri
8 minggu
Pelebaran pembuluh darah vena di sekitar mammae
8 minggu
Kelenjar montgomery mulai tampak
12 minggu
Penggelapan di sekitar areola dan putting
16 minggu
Colostrum sudah mulai dikeluarkan


3.      Perubahan Sistem Endokrin/Hormon
·         Adenohypophysis (membesar sebesar 50% dan produksi hormon pertumbuhan meningkat)
·         Neurohypophysis (oksitosin)
·         Hormon ovarium (estrogen, progesteron dan relaksin)
·         Hormon-hormon sel trofoblast (HCG untuk mencegah degenerasi corpus luteum)
·         Hormon plasenta
·         HCG
·         Estrogen (menstimulasi pertumbuhan otot-otot uterus dan membuat sensitif terhadap oksitosin, menstimulasi pertumbuhan duktus-duktus payudara, pertumbuhan puting susu, hiperpigmentasi)
·         Progesteron (mempengaruhi jaringan-jaringan yang dipengaruhi estrogen, proliferasi dan meningkatkan vaskularisasi desidua, relaksasi miometrium)
·         Human placental lactogen/HPL (meningkatkan metabolisme untuk nutrisi fetus terutama metabolisme glukosa dan lemak
·         Pengaruh umum estrogen adalah menyebabkan pertumbuhan baik ukuran maupun jumlah sel. Sedangkan pengaruh khususnya :
ü  Menyebabkan penebalan dari nedometrium sehingga ovum yang sudah dibuahi dapat berimplantasi
ü  Menyebabkan hipertrofi (pelebaran pada otot) dari dinding uterus dan hiperplasia (peningkatan ukuran pembuluh darah) serta lymphatic yang meningkatkan vaskularisasi, kongesti (penimbunan jumlah darah atau lendir yang berlebih dalam organ tubuh) dan edema (pembengkakan). Perubahan-perubahan ini mengakibatkan : tanda chadwick (perubahan warna serviks menjadi biru lipid, tanda goodel (vagina melunak), tanda hegar (istmus tidak teraba).
ü  Hipertrofi dan hiperplasia otot-otot uterus
ü  Hipertrofi dan hiperplasia jaringan payudara termasuk sistem pembuluh darah
ü  leucorrhea, mimisan, hidung tersumbat, ginggivitis, mual pada awal kehamilan
·         Pengaruh progesteron secara umum adalah peningkatan sekresi dan mengendurkan otot-otot polos. Sedangkan pengaruh khusus diantaranya adalah :
ü  Menyebabkan penebalan dari endometrium sehingga ovum yang sudah dibuahi dapat berinflantasi
ü  Mengendurkan otot-otot halus yang berakibat : meningkatnya waktu pengosongan lambung dan peristaltik, meningkatkan gastric reflux karena relaksasi cardiac spinchter yang menyebabkan rasa panas pada perut, penurunan motilitas (gerakan usus melambat) gastro intestinal yang menyababkan terjadinya konstipasi (susah BAB), pembuluh arteri dan dinding vena relaksasi dan dilatasi yang meningkatkan kapasitas vena dan menambah resiko terjadinya hemoroids/wasir.
ü  Menjaga peningkatan suhu basal ibu
ü  Merangsang perkembangan sistem alveolar payudara
ü  Dengan hormon relaksin dapat melembutkan/mengendurkan jaringan ikat, ligamen-ligamen dan otot-otot yang mengakibatkan sakit punggung dan nyeri ligamen

4.      Perubahan Sistem Kekebalan
·         Kadar serum IgA dan IgM meningkat selama kehamilan karena adanya peningkatan resiko infeksi

5.      Perubahan Sistem Perkemihan
Selama kehamilan Sistem Perkemihan mengalami berbagai perubahan structural dan fungsional dengan banyaknya perubahan structural yang bertahan dengan baik sampai periode postpartum. Perubahan utama selama kehamilan adalah retensi natrium dan peningkatan cairan ekstraseluler. BAK cenderung menetapkan frekuensinya mulai dari kehamilan 6-12 minggu, pada usia kehamilan selanjutnya perubahan jaringan bagian bawah rongga panggul akan meningkatkan frekuensi BAK dari biasanya. Setelah 16 minggu pembesaran uterus akan membuat ureter menjadi dilatasi untuk menampung banyaknya urin.
a.      Ginjal
Ginjal ibu hamil harus bekerja sebagai organ ekskresi primer bagi janin, disamping beruhubungan dengan peningkatan volume dan metabolisme intravascular dan ekstraseluler. Perubahan ginjal secara fisiologis selama kehamilan berhubungan dengan efek progesterone dalam merelaksasikan otot serta tekanan dari perubahan uterus dan perubahan system kardiovaskuler.
Peningkatan panjang ginjal mencapai 1,5cm, hal ini disebabkan oleh peningkatan aliran darah, volume pembuluh darah serta peningkatan cairan ruang interstitial. Ukuran glomerulus bertambah namun jumlah selnya tidak berubah. Secara keseluruhan, struktur mikroskopik ginjal wanita hamil dan tidak hamil sama saja.
Bagian-bagian ginjal seperti calix renal, pelvis renal dan ureter mengalami dilatasi, perpanjangan, peningkatan tonus otot dan penurunan gerak peristaltic. Perubahan tersebut mengiringi terjadinya hemodinamik, filtrasi glomerulus dan kinerja tubular. Dilatasi calix renal, pelvis renal dan ureter dimulai pada trimester pertama dan menetap sampai trimester ketiga pada lebih dari 90% wanita.
Pada 85% wanita, ureter yang berdilatasi ke arah kanan lebih banyak daripada ke arah kiri, mungkin disebabkan oleh dextrorotasi uterus karena adanya kolon sigmoid di kuadran kiri rongga pelvik.
b.      Vesica Urinaria
Kapasitas vesica urinaria meningkat pada kehamilan mencapai 1000ml. Estrogen mempengaruhi hipertropi lapisan vesica urinaria. Mukosa vesica urinaria menjadi hiperemis karena peningkatan ukurannya. Mukosa juga menjadi oedema, makanya rentan terkena trauma atau serangan infeksi.


Fisiologi Perkemihan Kehamilan
Adanya peningkatan 60% aliran darah sampai akhir trimester pertama yang kemudian secara bertahap turun sampai akhir kehamilan. GFR meningkat 50% selama kehamilan yang dimulai segera setelah konsepsi dan berakhir minggu ke-9 sampai 16.
Kadar glukosa urin dapat meningkat selama kehmailan. Tubulus mengalami penurunan kemampuan dalam mengabsorbsi glukosa. Glukosuria umumnya terjadi pada kehamilan. Proteinuria juga umum terjadi selama kehamilan karena ada eksresi berlebih asam amino, namun proteinuria dengan hipertensi merupakan masalah serius.

6.      Perubahan Sistem Pencernaan
Pada bulan pertama kehamilan terdapat perasaan tidak enak (nausae), akibat kadar hormon estrogen yang meningkat. Tonus otot-otot traktus digestivus menurun, sehingga morbilitas seluruh taktus digestivusi juga kurang. Makanan lebih lama berada dilambung dan apa yang telah dicernakan lebih lama berada dalam usus-usus. Gejalah muntah biasanya terjadi pada pagi hari yang biasa dikenal dengan morning sickness. Pada beberapa wanita ditemukan adanya ngidam makanan yang mungkin berkaitan dengan persepsi wanita tersebut tentang suatu keinginan yang berlebihan terhadap suatu makanan.
Terjadi  konstipasi karena pengaruh hormone progesterone yang meningkat. Selain itu perut kembung  juga terjadi karena adanya tekanan uterus yang membesar dalam rongga perut  yang mendesak  organ-organ dalam  perut  khususnya saluran  pencernaan, usus besar,kearah atas dan lateral dan penurunan asam lambung, melambatkan pengosongan lambung.
Sistem gastrointestinal terpengaruh dalam beberapa hal karena kehamilan. Tingginya kadar progesteron mengganggu keseimbangan cairan tubuh, meningkatkan kolesterol darah dan melambatkan kontraksi otot-otot polos. Sekresi saliva menjadi lebih asam dan lebih banyak dan asam lambung menurun. Pembesaran uterus menekan diagfragma, lambung dan intestine.
Gigi berlubang terjadi lebih mudah pada saliva yang bersifat asam selama masa kehamilan dan membutuhkan perawatan yang baik untuk mencegah karies gigi.
Pada bulan-bulan terakhir, nyeri ulu hati dan regurgitas  (pencernaan asam) merupakan ketidak nyamanan yang disebabkan tekanan keatas dari pembesaran uterus. Pelebaran pembuluh darah rectum (hemoroid) dapat terjadi. Pada persalinan, rectum dan otot-otot yang memberikan sokongan sangat tegang
Selain itu, terjadi pula:
·         Perubahan posisi lambung dan usus akibat perkembangan uterus
·         Penurunan tonus dan motilitas saluran gastro intestinal menyebabkan  waktu pengosongan lambung menjadi lebih lama
·         Penyerapan makanan meningkat
·         Terjadi konstipasi yang dapat meningkatkan terjadinya haemoroid

7.      Perubahan Sistem Muskuloskeletal
Pada trimester pertama tidak banyak perubahan pada muskuloskeletal. Keseimbangan kadar kalsium selama kehamilan biasanya normal apabila asupan nutrisi khususnya produk susu terpenuhi. Tulang dan gigi biasanya tidak berubah pada kehamilan yang normal. Selama masa kehamilan wanita membutuhkan kira-kira 1/3 lebih banyak kalsium dan posfor. Karies gigi tidak disebabkan oleh dekalasifikasi, sejak kalsium dan gigi dibentuk. Terdapat bukti bahwa saliva yang sama pada saat hamil membuat aktifitas penghancur bakteri email yang menyebabkan karies.
Pada trimester II, peningkatan berat wanita hamil menyebabkan postur dan cara berjalan wanita berubah secara menyolok. Otot dinding perut meregang dan akhirnya sedikit kehilangan tonus otot. Selama trimester ketiga, otot rektus abdominalis dapat memisah menyebabkan isi perut menonjol digaris tengah. Umbilikus menjadi lebih datar atau menonjol. Setelah melahirkan, tonus otot secara bertahap kembali tetapi, pemisahan otot (diastasi recti) menetap.
Dilain pihak, sendi pelvis pada saat kehamilan sedikit dapat bergerak. Postur tubuh wanita secara bertahap mengalami perubahan karenan janin membesar dalam abdomen.Untuk mengkompensasikan penambahan berat ini, bahu lebih tertarik kebelakang dan tulang belakang lebih melengkung, sendi tulang belakang lebih lentur, dapat menyebabkan nyeri tulang punggung pada wanita. Payudara yang besar dan posisi bahu yang bungkuk saat berdiri akan semakin membuat kurva punggung dan lumbal menonjol. Pergerakan menjadi lebih sulit.
Kram otot-otot tungkai dan kaki merupakan masalah umum selama kehamilan. Penyebabnya tidak diketehui, tetapi berhubungan dengan  metabolisme otot, atau postur yang tidak seimbang.
Wanita muda yang cukup berotot dapat mentoleransi perubahan ini tanpa keluhan. Akan tetapi wanita yang tua dapat mengalami gangguan punggung atau nyeri punggung yang cukup berat selama kehamilan.

8.      Perubahan Sistem Kardiovaskuler
Volume darah yang dipompakan masing-masing ventrikel setiap menitnya disebut Cardiac Output (CO). Kadar normal CO untuk orang dewasa sehat yaitu berkisar 5L/min namun dapat pula meningkat hingga 20-25L/min. Keadaan ini akan berbeda pada masing-masing individu tergantung aktivitas yang biasa dilakukan. Selama kehamilan, perubahan dramatis terjadi pada system kardiovaskuler. Perubahan ini diperlukan untuk memenuhi kebutuhan ibu sekaligus janin selama kehamilan (Blackburn 2003). Sirkulasi uteroplasenta turut mengikuti perubahan transport gas, nutisi dan hasil buangan ibu dan janin.
Adaptasi system kardiovaskuler kehamilan yang penting terjadi pada trimester awal kehamilan. Menurut hasil penelitian, system imun dan system hormonal bekerjasama segera untuk mulai adaptasi hemodinamik. Perubahan Hemodinamik yang paling penting pada sirkulasi selama kehamilan adalah peningkatan volume darah dan Cardiac Output serta penurunan tahanan pembuluh perifer. Perubahan yang lain terjadi pada letak dan ukuran jantung, detak jantung, stroke volume dan distribusi darah (de Swiet 1998).
Volume jantung meningkat dari 70 ml menjadi 80 ml antara trimester I dan trimester III. Perubahan anatomi dan fisiologi normal jantung dapat pula mengakibatkan perubahan suara jantung. Desiran systole dan diastole dapat ditemukan pada usia kehamilan 12-20 minggu. Pada wanita yang tidak hamil, suara desiran diastole merupakan suatu kelainan, namun pada wanita hamil hal tersebut tidak terlalu signifikan karena peningkatan aliran darah pada katup trikuspidal.
Peningkatan Cardiac Output disebabkan oleh peningkatan denyut jantung dan stroke volume. Peningkatan Stroke Volume terjadi secara progresif selama trimester pertama dan kedua berkisar 30% dibandingkan keadaan tidak hamil.
Perubahan uterus yang semakin membesar juga merupakan pengaruh utama perubahan cardiac output sesuai posisi tubuh ibu hamil. Pada posisi terlentang, uterus menekan vena cava inferior sehingga terjadi penurunan aliran darah balik vena  serta penurunan Cardiac Output hingga 20-30%. Hal ini dinamakan dengan sebutan Supine Hipotensi, yaitu meningkatkan denyut jantung karena terjadi penurunan CO.
Peningkatan volume darah total termasuk didalamnya peningkatan volume plasma yang begitu signifikan (50%) dibandingkan peningkatan sel darah merah (18%) juga merupakan sebab peningkatan CO. Darah yang diperlukan uterus meningkat dari 100ml/min pada akhir trimester pertama menjadi 500ml/min selama kehamilan. Proses Hemodelusi pada kehamilan dan penurunan kadar Hb sering menyebabkan anemia fisiologis.
Selain itu terjadi perubahan pula seperti:
·         Peningkatan curah jantung pada kehamilan 16 minggu sekitar 40-50% dari biasanya
·         Denyut nadi meningkat
·         Aliran darah vena balik yang sulit pada daerah kaki kadang-kadang dapat menyebabkan Varises pada vena kaki dan vulva. Selain itu, Oedema kaki dapat juga terjadi.
·         Terdapat sedikit peningkatan tekanan darah sampai umur kehamilan 30 minggu
·         Posisi terlentang menyebabkan terjadinya supine hypotensi syndrome
9.      Perubahan Darah Dan Sistem Pembekuan Darah
Darah mengangkut oksigen, karbondioksida, nutrisi dan hasil metabolisme ke seluruh tubuh. Selain itu darah juga berfungsi sebagai alat keseimbangan asam basa, perlindungan dari infeksi, dan merupakan pemelihara suhu tubuh.
Darah terdiri dua komponen yaitu plasma (55%) dan sel-sel darah (45%). Plasma mengandung air, protein plasma, dan elektrolit. Sel-sel darah terdiri dari eritrosit (99%), leukosit dan trombosit.
Volume darah merupakan kombinasi dari volume plasma dan volume sel darah merah. Peningkatan volume darah selama kehamilan berkisar 30-50% dan bahkan bisa lebih pada kehamilan ganda. Peningkatan volume darah berhubungan dengan peningkatan CO mulai kehamilan 6 minggu. Peningkatan volume darah juga berhubungan dengan mekanisme hormonal.
Peningkatan volume plasma yaitu sekitar 50%, hal ini dimaksdukan untuk memenuhi kebutuhan metabolisme ibu dan janin. Peningkatan ini erat hubungannya dengan berat badan bayi. Ibu dengan kehamilan ganda akan mengalami peningkatan volume plasma yang lebih besar daripada ibu dengan kehamilan biasa.

10.  Perubahan Sistem Integumen/Kulit
·         Terjadi pigmentasi pada payudara, abdomen, vulva dan muka (chloasma)
·         Linea alba menjadi linea nigra
·         Muncul striae gravidarum

11.  Perubahan Sistem Metabolisme
·         Terjadi perubahan metabolisme
·         Metabolisme basal meningkat
·         Masukan makanan sangat berpengaruh untuk metabolisme ibu dan janin
·         Ketidakseimbangan akan menyebabkan berbagai masalah seperti hiperemesis, diabetes dan lain-lain.
·         Retensi air meningkat akibat penurunan tekanan osmotik koloid interstisial

12.  Nutrisi Dan Diet
·         Protein dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan uterus, plasenta, payudara. Sangat penting untuk material herediter, pertumbuhan dan perkembangan janin sehingga jumlah yang adekuat sangat diperlukan
·         Karbohidrat merupakan penyedia energi untuk sel-sel pada tubuh, simpanan energi (glikogen pada plasenta) untuk pertumbuhan fetus sehingga dibutuhkan asupan karbohidrat yang besar untuk energi
·         Lemak, konsenterasi lipid dan kadar kolesterol lipoprotein meningkat sebagai energi untuk ibu dan janin
·         Mineral, kebutuhan zat besi meningkat, kadar kalsium dan magnesium menurun
·         Vitamin, berfungsi untuk mengaktifkan enzim dalam tubuh sehingga suply vitamin dalam diet harus  adekuat

13.  Darah Dan Pembekuan Darah
·         Volume plasma, meningkat mulai usia kehamilan 10 minggu, mencapai maksimum pada 30-34 minggu sampai dengan persalinan
·         Massa RBC, meningkat mulai usia kehamilan 10 minggu
·         WBCs, meningkat selama kehamilan, persalinan dan kelahiran bayi
·         Platelets meningkat selama kehamilan dalam batas normal
·         Faktor-faktor pembekuan adalah meningkatnya fibrinogen (I, VII, VIII, IX, X), menurunnya faktor XI dan XII, sedangkan protrombin (F II) dan F XII tidak berubah

14.  Perubahan Bb Dan Imt
·         Suatu metode untuk mengetahui penambahan BB optimal
·         Untuk rekomendasi penambahan BB
·         IMT BB(Kg)/ (TB(m))2
·         Kategori BMI, rendah (BMI < 19,8) 12,5 s/d 18, normal (BMI 19,8-26) 11,5 s/d 16, tinggi (BMI > 26-29) 7 s/d 11,5
·         20 minggu pertama mengalami penambahan BB sekitar 2,5 kg
·         20 minggu berikutnya terjadi penambahan sekitar 9 kg
·         Kemungkinan penambahan BB hingga maksimal 12,5 kg adalah :

Berat badan (kg)
Janin
Plasenta
Cairan amnion
Peningkatan berat uterus
Peningkatan berat payudara
Peningkatan volume darah
Cairan ekstra seluler
Lemak
3-4
0,6
0,8
0,9
0,4
1,5
1,4
3,5

15.  Perubahan Sistem Pernafasan
Kehamilan mempengaruhi perubahan system pernafasan pada volume paru-paru dan ventilasi. Perubahan anatomi dan fisiologi system pernapasan selama kehamilan diperlukan untuk memenuhi peningkatan metabolisme dan kebutuhan oksigen bagi tubuh ibu dan janin. Perubahan tersebut terjadi karena pengaruh hormonal dan biokimia.
Relaksasi otot dan kartilagi toraks menjadikan bentuk dada berubah. Diafragma menjadi lebih naik sampai 4cm dan diameter melintang dada menjadi 2cm. Perubahan ini menyebabkan perubahan system pernapasan yang tadinya pernapasan perut menjadi pernapasan dada oleh karena itu diperlukan perubahan letak diafragma selama kehamilan.
Kapasitas inspirasi meningkat progresif selama kehamilan selain itu tidal volume meningkat sampai 40%. Peningkatan volume tidal ini menyebabkan peningkatan ventilasi pernapasan permenit yaitu jumlah udara yang masuk dalam satu menit. Karena pertukaran udara selama kehamilan meningkat oleh karena itu, ibu hamil dianjurkan untuk nafas dalam daripada nafas cepat. Pada akhir kehamilan, ventilasi pernapasan permenit meningkat 40%. Perubahan ini mengakibatkan resiko hiperventilasi pada ibu. Walaupun hiperventilasi secara normal menyebabkan alkalosis, hal ini tidak diakibatkan adanya peningkatan kompensasi ekskresi bikarbonat di ginjal. Namun hiperventilasi ini disebabkan oleh efek progesterone secara langsung di pusat pernapasan. Ibu hamil mungkin merasa cemas akan terjadinya dyspnoe dan merasa pusing saat napas pendek yang biasanya terjadi ketika duduk di bawah.

16.  Perubahan Sistem Persyarafan
Fungsi system saraf pusat dan otak sangat kompleks dan mencakup semua aktifitas mulai dari reflex dasar sampai perubahan kemampuan kognitif dan emosional. Kinerjanya sangat dberpengaruh dan dipengaruhi hormone. Perubahan yang terjadi menyangkut ketidaknyamanan tulang dan otot, gangguan tidur, perubahan sensasi, pengalaman terhadap nyeri.
Hormon kehamilan mempengaruhi system saraf pusat, namun efek yang ditimbulkan tidak terlalu dimengerti. Banyak wanita hamil mengeluhkan bahwa kemampuan kognitif mereka menurun selama kehamilan dengan kesulitan berkonsentrasi kelemahan menyimpan memori. Holdcroft meyakini bahwa penyusutan otak wanita selama hamil dan kembali normal setelah persalinan disebabkan oleh perubahan dalam sel individu bukan karena penurunan jumlah selnya.
Pola tidur berubah selama kehamilan dan periode postpartum. Wanita hamil yang umur kehamilannya sudah mencapai 25 minggu mengalami lebih banyak tidur dalam. Selama trimester pertama waktu tidur bertambah namun sering terjadi bangun di malam hari karena adanya kelainan atau gangguan seperti nocturia, dyspnoe, heartburn, nasal congestion, muscle aches dan kecemasan.
Perubahan pada telinga, hidung dan laring terjadi karena perubahan gerak cairan dan permeabilitas pembuluh darah. Persepsi bau dan rasa erat kaitannya dan penurunan sensitifitas bau mungkin terjadinya perubahan sensasi dan perubahan makanan yang lebih disukai. Perubahan dalam persepsi rasa mungkin disebabkan rasa pusing dan perasaan tidak suka terhadap makanannya, terutama untuk makanan yang rasanya pahit selama kehamilan.
Beberapa hal yang dirasakan ibu hamil diantaranya :
·         Pusing dan kunang-kunang
Pusing dan perasaan seperti melihat kunang-kunang disebabkan oleh hipotensi supine syndrome (vena cava sindrom). Hal ini terjadi karena ketidakstabilan vasomotor dan hipotensi postural khususnya setelah duduk atau berdiri dengan periode yang lama. Hipotensi postural bisa jadi karena kekurangan volume darah sementara.
·         Meralgia Paresthetica (kesakitan, mati rasa, berkeringat, terasa gatal di daerah paha), bisa disebabkan oleh tekanan uterus pada saraf kutan lateral femoral.
·         Sindrom Karpel Tunel
Sindrom ini bisa menimbulkan perasaan terbakar, gatal dan sakit di tangan (biasanya di jempol dan 3 jari pertama) sakitnya bisa sampai ke pergelangan tangan, naik ke lengan bagian bawah, dan kadang-kadang sampai ke pundak, leher dan dada.
Sindrom ini menyebabkan luka pada pergelangan tangan sehingga menyebabkan inflamasi dan penyempitan di saraf tengah yang menjalar ke telapak tangan.
·         Kejang kaki mendadak
Biasanya terjadi dengan menarik kontraksi otot betis secara berulang. Hal ini terjadi karena ibu sedang istirahat atau bangun tidur. Kejang ini dikarenakan rendahnya serum ion kalsium dan meningkatnya fosfat atau ketidakcukupan intake kalsium. Ketika itu terjadi seharusnya ibu melenturkan atau meluruskan kaki atau berdiri. Ibu tidak dianjurkan untuk memijat kakinya karena mungkin saja rasa  sakit itu berasal dari tromboplebitis.