1.
Perubahan Sistem Reproduksi
a.
Uterus
Uterus
merupakan organ otot lunak yang sangat unik yang mengalami perubahan cukup
besar selama kehamilan. Selama kehamilan, serat otot uterus menjadi meregang
dan bertambah besar, atau biasa disebut dengan istilah hyperplasia. Hal ini
terjadi karena pengaruh dari kinerja hormone dan tumbuh kembang janin pula.
Ukuran
uterus sebelum hamil yaitu berkisar 7,5cm x 5cm x 2,5cm dan berkembang pesat
menjadi 30cm x 22,5cm x 20cm selama kehamilan seiring pertumbuhan janin. Untuk
berat uterus sendiri meningkat 20 kali dari semula, dari 60 gr menjadi 1000 gr
(Steer & Johnson 1998)
Pertumbuhan
uterus yang terutama terjadi pada trimester kedua adalah proses hipertropi atau
pembesaran ukuran uterus, hal ini terjadi karena adanya berbagai rangsangan
pada uterus untuk melakukan pembesaran ukuran. Pertumbuhan janin membuat uterus
meregang sehingga menstimulasi sintesis protein pada bagian myometrium uterus.
Pada
akhir trimester pertama yaitu saat umur kehamilan berkisar antara 3-4 bulan,
lapisan dinding uterus menebal dari 10mm menjadi 25mm. Namun saat trimester
selanjutnya, lapisan dinding uterus menipis antara 5 sampai 10mm (Blackburn
2003).
Sebelum
terjadinya kehamilan, uterus merupakan salah satu organ yang berada di rongga
pelvis, namun saat akhir trimester I kehamilan uterus menjadi organ yang berada
di rongga abdomen. Letak uterus tidak terlalu anteversi maupun antefleksi.
Posisinya di rongga abdomen cenderung menempati rongga kanan atas, hal ini
dikarenakan colon menempati bagian kiri dari rongga pelvic sehingga posisi
uterus saat pertumbuhannya menjadi cenderung ke sebelah kanan. Tinggi fundus
uteri dapat dipalpasi melalui abdomen bila posisi uterus telah berada di atas
simfisis pubis.
Selama
kehamilan, lapisan endometrium uterus menjadi lebih tebal dan lebih banyak
pembuluh darah terutama di bagian fundus uteri tempat implantasi normal
plasenta yang biasa disebut decidua. Decidua kaya akan cadangan glikogen untuk
memenuhi kebutuhan blastosit sebelum terbentuknya plasenta, oleh sebab itulah
lapisan deciduas lebih tebal. yang dialami endometrium menjadi 6-8mm
lebih tebal ini disebabkan karena pertumbuhan janin dan produksi progesterone
oleh corpus luteum.
Myometrium
merupakan bagian uterus yang sangat memegang peranan penting yang terdiri
daribanyak jaringan otot. Selama kehamilan, serat otot myometrium menjadi lebih
berbeda dan strukturnya lebih terorganisir dalam rangka persiapan kinerjanya
saat persalinan.
b.
Serviks
·
Seiring berangsur-angsurnya perubahan
uterus selama kehamilan, serviks pun ikut mengalami perubahan. Struktrur dari
serviks berubah dari yang tadinya kaku menjadi sangat elastic atau lunak yang
mana dapat meregang hingga diameter 10cm atau lebih selama persalinan dan
kemudian kembali lagi ke keadaan semula. Selama kehamilan, pada serviks terjadi
peningkatan massa, kadar cairan dan pembuluh darah (Blackburn 2003).
·
mengeluarkan sekret mukus endoserviks karena pengaruh
progesteron untuk perlindungan terhadap infeksi
·
estrogen meningkatkan vaskularitas sehingga timbul
tanda chadwick
·
prostaglandin dilepaskan dari jaringan untuk
perlunakan serviks
·
effacement atau pemendekan terjadi pada primigravida
pada 2 minggu terakhir
c.
Vagina
·
jaringan otot mengalami hypertrofi
·
terjadi peningkatan vaskularisasi
·
peningkatan pengeluaran pervaginam
d.
Vulva
·
vaskularisasi meningkat
·
warna menjadi lebih gelap
e.
Ovarium dan Tuba Falopii
·
Selama kehamilan, ovulasi berhenti
karena adanya peningkatan estrogen dan progesterone yang menyebabkan penekanan
sekresi FSH dan LH dari hipofisis anterior.
·
pematangan folikel baru ditangguhkan dan hanya satu
korpus luteum yang ditemukan dalam ovarium
·
Corpus luteum akan mensekresi
progesterone sampai usia kehamilan 10-12 minggu tepatnya setelah plasenta
terbentuk dan berfungsi.
·
tuba fallopii mengalami hipertrofi
·
epitel mukosa menjadi gepeng
2.
Payudara
·
Pada 3-4 minggu ada sensasi rasa nyeri, duktus dan
alveoli membesar
·
Pada 6 minggu ukuran payudara bertambah besar
·
Pada 8 minggu mulai tampak 12-13 nodul kecil disekitar
areola, merupakan kelenjar sebasea yang terdapat pada nipple (puting susu) yang
mengalami perubahan, serta menghasilkan sebum (kelenjar keringat yang ada di
puting) yang menjaga agar mammae tetap lembut dan kenyal
·
Pada 12 minggu puting susu membesar dan melunak,
areola meluas, terjadi pigmentasi (berwarna lebih gelap) dengan diameter awal 4
cm, diameter maksimal 7 cm
·
Pada 16 minggu terdapat pengeluaran kolostrum
Perubahan mammae selama kehamilan
Umur kehamilan
|
Perubahan
|
3-4 minggu
|
Rasa penuh pada paudara
|
6 minggu
|
Terjadi pembesaran dan sedikit nyeri
|
8 minggu
|
Pelebaran pembuluh darah vena di sekitar mammae
|
8 minggu
|
Kelenjar montgomery mulai tampak
|
12 minggu
|
Penggelapan di sekitar areola dan putting
|
16 minggu
|
Colostrum sudah mulai dikeluarkan
|
3.
Perubahan Sistem Endokrin/Hormon
·
Adenohypophysis (membesar sebesar 50% dan produksi
hormon pertumbuhan meningkat)
·
Neurohypophysis (oksitosin)
·
Hormon ovarium (estrogen, progesteron dan relaksin)
·
Hormon-hormon sel trofoblast (HCG untuk mencegah
degenerasi corpus luteum)
·
Hormon plasenta
·
HCG
·
Estrogen (menstimulasi pertumbuhan otot-otot uterus
dan membuat sensitif terhadap oksitosin, menstimulasi pertumbuhan duktus-duktus
payudara, pertumbuhan puting susu, hiperpigmentasi)
·
Progesteron (mempengaruhi jaringan-jaringan yang
dipengaruhi estrogen, proliferasi dan meningkatkan vaskularisasi desidua,
relaksasi miometrium)
·
Human placental lactogen/HPL (meningkatkan metabolisme
untuk nutrisi fetus terutama metabolisme glukosa dan lemak
·
Pengaruh umum estrogen adalah menyebabkan pertumbuhan
baik ukuran maupun jumlah sel. Sedangkan pengaruh khususnya :
ü
Menyebabkan penebalan dari nedometrium sehingga ovum
yang sudah dibuahi dapat berimplantasi
ü
Menyebabkan hipertrofi (pelebaran pada otot) dari
dinding uterus dan hiperplasia (peningkatan ukuran pembuluh darah) serta
lymphatic yang meningkatkan vaskularisasi, kongesti (penimbunan jumlah darah
atau lendir yang berlebih dalam organ tubuh) dan edema (pembengkakan).
Perubahan-perubahan ini mengakibatkan : tanda chadwick (perubahan warna serviks
menjadi biru lipid, tanda goodel (vagina melunak), tanda hegar (istmus tidak
teraba).
ü
Hipertrofi dan hiperplasia otot-otot uterus
ü
Hipertrofi dan hiperplasia jaringan payudara termasuk
sistem pembuluh darah
ü
leucorrhea, mimisan, hidung tersumbat, ginggivitis,
mual pada awal kehamilan
·
Pengaruh progesteron secara umum adalah peningkatan
sekresi dan mengendurkan otot-otot polos. Sedangkan pengaruh khusus diantaranya
adalah :
ü
Menyebabkan penebalan dari endometrium sehingga ovum
yang sudah dibuahi dapat berinflantasi
ü
Mengendurkan otot-otot halus yang berakibat :
meningkatnya waktu pengosongan lambung dan peristaltik, meningkatkan gastric
reflux karena relaksasi cardiac spinchter yang menyebabkan rasa panas pada
perut, penurunan motilitas (gerakan usus melambat) gastro intestinal yang
menyababkan terjadinya konstipasi (susah BAB), pembuluh arteri dan dinding vena
relaksasi dan dilatasi yang meningkatkan kapasitas vena dan menambah resiko
terjadinya hemoroids/wasir.
ü
Menjaga peningkatan suhu basal ibu
ü
Merangsang perkembangan sistem alveolar payudara
ü
Dengan hormon relaksin dapat melembutkan/mengendurkan
jaringan ikat, ligamen-ligamen dan otot-otot yang mengakibatkan sakit punggung
dan nyeri ligamen
4.
Perubahan Sistem Kekebalan
·
Kadar serum IgA dan IgM meningkat selama kehamilan
karena adanya peningkatan resiko infeksi
5.
Perubahan Sistem Perkemihan
Selama kehamilan
Sistem Perkemihan mengalami berbagai perubahan structural dan fungsional dengan
banyaknya perubahan structural yang bertahan dengan baik sampai periode
postpartum. Perubahan utama selama kehamilan adalah retensi natrium dan
peningkatan cairan ekstraseluler. BAK cenderung menetapkan
frekuensinya mulai dari kehamilan 6-12 minggu, pada usia kehamilan selanjutnya
perubahan jaringan bagian bawah rongga panggul akan meningkatkan frekuensi BAK
dari biasanya. Setelah 16 minggu pembesaran uterus akan membuat ureter menjadi
dilatasi untuk menampung banyaknya urin.
a.
Ginjal
Ginjal
ibu hamil harus bekerja sebagai organ ekskresi primer bagi janin, disamping
beruhubungan dengan peningkatan volume dan metabolisme intravascular dan
ekstraseluler. Perubahan ginjal secara fisiologis selama kehamilan berhubungan
dengan efek progesterone dalam merelaksasikan otot serta tekanan dari perubahan
uterus dan perubahan system kardiovaskuler.
Peningkatan
panjang ginjal mencapai 1,5cm, hal ini disebabkan oleh peningkatan aliran
darah, volume pembuluh darah serta peningkatan cairan ruang interstitial.
Ukuran glomerulus bertambah namun jumlah selnya tidak berubah. Secara
keseluruhan, struktur mikroskopik ginjal wanita hamil dan tidak hamil sama
saja.
Bagian-bagian
ginjal seperti calix renal, pelvis renal dan ureter mengalami dilatasi,
perpanjangan, peningkatan tonus otot dan penurunan gerak peristaltic. Perubahan
tersebut mengiringi terjadinya hemodinamik, filtrasi glomerulus dan kinerja
tubular. Dilatasi calix renal, pelvis renal dan ureter dimulai pada trimester
pertama dan menetap sampai trimester ketiga pada lebih dari 90% wanita.
Pada
85% wanita, ureter yang berdilatasi ke arah kanan lebih banyak daripada ke arah
kiri, mungkin disebabkan oleh dextrorotasi uterus karena adanya kolon sigmoid
di kuadran kiri rongga pelvik.
b.
Vesica Urinaria
Kapasitas
vesica urinaria meningkat pada kehamilan mencapai 1000ml. Estrogen mempengaruhi
hipertropi lapisan vesica urinaria. Mukosa vesica urinaria menjadi hiperemis
karena peningkatan ukurannya. Mukosa juga menjadi oedema, makanya rentan
terkena trauma atau serangan infeksi.
Fisiologi Perkemihan Kehamilan
Adanya
peningkatan 60% aliran darah sampai akhir trimester pertama yang kemudian
secara bertahap turun sampai akhir kehamilan. GFR meningkat 50% selama
kehamilan yang dimulai segera setelah konsepsi dan berakhir minggu ke-9 sampai
16.
Kadar
glukosa urin dapat meningkat selama kehmailan. Tubulus mengalami penurunan
kemampuan dalam mengabsorbsi glukosa. Glukosuria umumnya terjadi pada kehamilan.
Proteinuria juga umum terjadi selama kehamilan karena ada eksresi berlebih asam
amino, namun proteinuria dengan hipertensi merupakan masalah serius.
6.
Perubahan Sistem Pencernaan
Pada bulan pertama kehamilan
terdapat perasaan tidak enak (nausae), akibat kadar hormon estrogen yang
meningkat. Tonus otot-otot traktus digestivus menurun, sehingga morbilitas
seluruh taktus digestivusi juga kurang. Makanan lebih lama berada dilambung dan
apa yang telah dicernakan lebih lama berada dalam usus-usus. Gejalah muntah
biasanya terjadi pada pagi hari yang biasa dikenal dengan morning sickness.
Pada beberapa wanita ditemukan adanya ngidam makanan yang mungkin berkaitan
dengan persepsi wanita tersebut tentang suatu keinginan yang berlebihan
terhadap suatu makanan.
Terjadi konstipasi karena
pengaruh hormone progesterone yang meningkat. Selain itu perut kembung
juga terjadi karena adanya tekanan uterus yang membesar dalam rongga
perut yang mendesak organ-organ dalam perut khususnya
saluran pencernaan, usus besar,kearah atas dan lateral dan penurunan asam
lambung, melambatkan pengosongan lambung.
Sistem gastrointestinal terpengaruh
dalam beberapa hal karena kehamilan. Tingginya kadar progesteron mengganggu
keseimbangan cairan tubuh, meningkatkan kolesterol darah dan melambatkan
kontraksi otot-otot polos. Sekresi saliva menjadi lebih asam dan lebih banyak
dan asam lambung menurun. Pembesaran uterus menekan diagfragma, lambung dan
intestine.
Gigi berlubang terjadi lebih mudah
pada saliva yang bersifat asam selama masa kehamilan dan membutuhkan perawatan
yang baik untuk mencegah karies gigi.
Pada bulan-bulan terakhir, nyeri ulu
hati dan regurgitas (pencernaan asam) merupakan ketidak nyamanan yang disebabkan
tekanan keatas dari pembesaran uterus. Pelebaran pembuluh darah rectum
(hemoroid) dapat terjadi. Pada persalinan, rectum dan otot-otot yang
memberikan sokongan sangat tegang
Selain itu, terjadi pula:
·
Perubahan posisi lambung dan usus akibat perkembangan
uterus
·
Penurunan tonus dan motilitas saluran gastro
intestinal menyebabkan waktu pengosongan lambung menjadi lebih lama
·
Penyerapan makanan meningkat
·
Terjadi konstipasi yang dapat meningkatkan terjadinya
haemoroid
7.
Perubahan Sistem Muskuloskeletal
Pada trimester pertama tidak banyak
perubahan pada muskuloskeletal. Keseimbangan kadar kalsium selama kehamilan
biasanya normal apabila asupan nutrisi khususnya produk susu terpenuhi. Tulang
dan gigi biasanya tidak berubah pada kehamilan yang normal. Selama masa
kehamilan wanita membutuhkan kira-kira 1/3 lebih banyak kalsium dan posfor.
Karies gigi tidak disebabkan oleh dekalasifikasi, sejak kalsium dan gigi
dibentuk. Terdapat bukti bahwa saliva yang sama pada saat hamil membuat
aktifitas penghancur bakteri email yang menyebabkan karies.
Pada trimester II, peningkatan berat
wanita hamil menyebabkan postur dan cara berjalan wanita berubah secara
menyolok. Otot dinding perut meregang dan akhirnya sedikit kehilangan tonus
otot. Selama trimester ketiga, otot rektus abdominalis dapat memisah
menyebabkan isi perut menonjol digaris tengah. Umbilikus menjadi lebih datar
atau menonjol. Setelah melahirkan, tonus otot secara bertahap kembali tetapi,
pemisahan otot (diastasi recti) menetap.
Dilain pihak, sendi pelvis pada saat
kehamilan sedikit dapat bergerak. Postur tubuh wanita secara bertahap mengalami
perubahan karenan janin membesar dalam abdomen.Untuk mengkompensasikan
penambahan berat ini, bahu lebih tertarik kebelakang dan tulang belakang lebih
melengkung, sendi tulang belakang lebih lentur, dapat menyebabkan nyeri tulang
punggung pada wanita. Payudara yang besar dan posisi bahu yang bungkuk saat
berdiri akan semakin membuat kurva punggung dan lumbal menonjol. Pergerakan
menjadi lebih sulit.
Kram otot-otot tungkai dan kaki
merupakan masalah umum selama kehamilan. Penyebabnya tidak diketehui, tetapi
berhubungan dengan metabolisme otot, atau postur yang tidak seimbang.
Wanita muda yang cukup berotot dapat
mentoleransi perubahan ini tanpa keluhan. Akan tetapi wanita yang tua dapat
mengalami gangguan punggung atau nyeri punggung yang cukup berat selama
kehamilan.
8.
Perubahan Sistem Kardiovaskuler
Volume darah
yang dipompakan masing-masing ventrikel setiap menitnya disebut Cardiac Output
(CO). Kadar normal CO untuk orang dewasa sehat yaitu berkisar 5L/min namun
dapat pula meningkat hingga 20-25L/min. Keadaan ini akan berbeda pada
masing-masing individu tergantung aktivitas yang biasa dilakukan. Selama
kehamilan, perubahan dramatis terjadi pada system kardiovaskuler. Perubahan ini
diperlukan untuk memenuhi kebutuhan ibu sekaligus janin selama kehamilan
(Blackburn 2003). Sirkulasi uteroplasenta turut mengikuti perubahan transport
gas, nutisi dan hasil buangan ibu dan janin.
Adaptasi system
kardiovaskuler kehamilan yang penting terjadi pada trimester awal kehamilan.
Menurut hasil penelitian, system imun dan system hormonal bekerjasama segera
untuk mulai adaptasi hemodinamik. Perubahan Hemodinamik yang paling penting
pada sirkulasi selama kehamilan adalah peningkatan volume darah dan Cardiac
Output serta penurunan tahanan pembuluh perifer. Perubahan yang lain terjadi
pada letak dan ukuran jantung, detak jantung, stroke volume dan distribusi
darah (de Swiet 1998).
Volume jantung
meningkat dari 70 ml menjadi 80 ml antara trimester I dan trimester III.
Perubahan anatomi dan fisiologi normal jantung dapat pula mengakibatkan
perubahan suara jantung. Desiran systole dan diastole dapat ditemukan pada usia
kehamilan 12-20 minggu. Pada wanita yang tidak hamil, suara desiran diastole
merupakan suatu kelainan, namun pada wanita hamil hal tersebut tidak terlalu
signifikan karena peningkatan aliran darah pada katup trikuspidal.
Peningkatan
Cardiac Output disebabkan oleh peningkatan denyut jantung dan stroke volume.
Peningkatan Stroke Volume terjadi secara progresif selama trimester pertama dan
kedua berkisar 30% dibandingkan keadaan tidak hamil.
Perubahan uterus
yang semakin membesar juga merupakan pengaruh utama perubahan cardiac output
sesuai posisi tubuh ibu hamil. Pada posisi terlentang, uterus menekan vena cava
inferior sehingga terjadi penurunan aliran darah balik vena serta
penurunan Cardiac Output hingga 20-30%. Hal ini dinamakan dengan sebutan Supine
Hipotensi, yaitu meningkatkan denyut jantung karena terjadi penurunan CO.
Peningkatan
volume darah total termasuk didalamnya peningkatan volume plasma yang begitu
signifikan (50%) dibandingkan peningkatan sel darah merah (18%) juga merupakan
sebab peningkatan CO. Darah yang diperlukan uterus meningkat dari 100ml/min
pada akhir trimester pertama menjadi 500ml/min selama kehamilan. Proses
Hemodelusi pada kehamilan dan penurunan kadar Hb sering menyebabkan anemia
fisiologis.
Selain itu
terjadi perubahan pula seperti:
·
Peningkatan curah jantung pada kehamilan 16 minggu
sekitar 40-50% dari biasanya
·
Denyut nadi meningkat
·
Aliran darah vena balik yang sulit pada
daerah kaki kadang-kadang dapat menyebabkan Varises pada vena kaki dan vulva.
Selain itu, Oedema kaki dapat juga terjadi.
·
Terdapat sedikit peningkatan tekanan darah sampai umur
kehamilan 30 minggu
·
Posisi terlentang menyebabkan terjadinya supine
hypotensi syndrome
9.
Perubahan Darah Dan Sistem
Pembekuan Darah
Darah mengangkut
oksigen, karbondioksida, nutrisi dan hasil metabolisme ke seluruh tubuh. Selain
itu darah juga berfungsi sebagai alat keseimbangan asam basa, perlindungan dari
infeksi, dan merupakan pemelihara suhu tubuh.
Darah terdiri
dua komponen yaitu plasma (55%) dan sel-sel darah (45%). Plasma mengandung air,
protein plasma, dan elektrolit. Sel-sel darah terdiri dari eritrosit (99%),
leukosit dan trombosit.
Volume darah
merupakan kombinasi dari volume plasma dan volume sel darah merah. Peningkatan
volume darah selama kehamilan berkisar 30-50% dan bahkan bisa lebih pada
kehamilan ganda. Peningkatan volume darah berhubungan dengan peningkatan CO
mulai kehamilan 6 minggu. Peningkatan volume darah juga berhubungan dengan
mekanisme hormonal.
Peningkatan
volume plasma yaitu sekitar 50%, hal ini dimaksdukan untuk memenuhi kebutuhan
metabolisme ibu dan janin. Peningkatan ini erat hubungannya dengan berat badan
bayi. Ibu dengan kehamilan ganda akan mengalami peningkatan volume plasma yang
lebih besar daripada ibu dengan kehamilan biasa.
10. Perubahan
Sistem Integumen/Kulit
·
Terjadi pigmentasi pada payudara, abdomen, vulva dan
muka (chloasma)
·
Linea alba menjadi linea nigra
·
Muncul striae gravidarum
11. Perubahan
Sistem Metabolisme
·
Terjadi perubahan metabolisme
·
Metabolisme basal meningkat
·
Masukan makanan sangat berpengaruh untuk metabolisme
ibu dan janin
·
Ketidakseimbangan akan menyebabkan berbagai masalah
seperti hiperemesis, diabetes dan lain-lain.
·
Retensi air meningkat akibat penurunan tekanan osmotik
koloid interstisial
12. Nutrisi Dan
Diet
·
Protein dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan
uterus, plasenta, payudara. Sangat penting untuk material herediter,
pertumbuhan dan perkembangan janin sehingga jumlah yang adekuat sangat
diperlukan
·
Karbohidrat merupakan penyedia energi untuk sel-sel
pada tubuh, simpanan energi (glikogen pada plasenta) untuk pertumbuhan fetus
sehingga dibutuhkan asupan karbohidrat yang besar untuk energi
·
Lemak, konsenterasi lipid dan kadar kolesterol
lipoprotein meningkat sebagai energi untuk ibu dan janin
·
Mineral, kebutuhan zat besi meningkat, kadar kalsium
dan magnesium menurun
·
Vitamin, berfungsi untuk mengaktifkan enzim dalam
tubuh sehingga suply vitamin dalam diet harus adekuat
13. Darah Dan
Pembekuan Darah
·
Volume plasma, meningkat mulai usia kehamilan 10
minggu, mencapai maksimum pada 30-34 minggu sampai dengan persalinan
·
Massa RBC, meningkat mulai usia kehamilan 10 minggu
·
WBCs, meningkat selama kehamilan, persalinan dan
kelahiran bayi
·
Platelets meningkat selama kehamilan dalam batas
normal
·
Faktor-faktor pembekuan adalah meningkatnya fibrinogen
(I, VII, VIII, IX, X), menurunnya faktor XI dan XII, sedangkan protrombin (F
II) dan F XII tidak berubah
14. Perubahan Bb
Dan Imt
·
Suatu metode untuk mengetahui penambahan BB optimal
·
Untuk rekomendasi penambahan BB
·
IMT BB(Kg)/ (TB(m))2
·
Kategori BMI, rendah (BMI < 19,8) 12,5 s/d 18,
normal (BMI 19,8-26) 11,5 s/d 16, tinggi (BMI > 26-29) 7 s/d 11,5
·
20 minggu pertama mengalami penambahan BB sekitar 2,5
kg
·
20 minggu berikutnya terjadi penambahan sekitar 9 kg
·
Kemungkinan penambahan BB hingga maksimal 12,5 kg
adalah :
|
Berat badan (kg)
|
Janin
Plasenta
Cairan
amnion
Peningkatan
berat uterus
Peningkatan
berat payudara
Peningkatan
volume darah
Cairan
ekstra seluler
Lemak
|
3-4
0,6
0,8
0,9
0,4
1,5
1,4
3,5
|
15. Perubahan
Sistem Pernafasan
Kehamilan
mempengaruhi perubahan system pernafasan pada volume paru-paru dan ventilasi.
Perubahan anatomi dan fisiologi system pernapasan selama kehamilan diperlukan
untuk memenuhi peningkatan metabolisme dan kebutuhan oksigen bagi tubuh ibu dan
janin. Perubahan tersebut terjadi karena pengaruh hormonal dan biokimia.
Relaksasi otot
dan kartilagi toraks menjadikan bentuk dada berubah. Diafragma menjadi lebih
naik sampai 4cm dan diameter melintang dada menjadi 2cm. Perubahan ini
menyebabkan perubahan system pernapasan yang tadinya pernapasan perut menjadi
pernapasan dada oleh karena itu diperlukan perubahan letak diafragma selama
kehamilan.
Kapasitas
inspirasi meningkat progresif selama kehamilan selain itu tidal volume
meningkat sampai 40%. Peningkatan volume tidal ini menyebabkan peningkatan
ventilasi pernapasan permenit yaitu jumlah udara yang masuk dalam satu menit.
Karena pertukaran udara selama kehamilan meningkat oleh karena itu, ibu hamil
dianjurkan untuk nafas dalam daripada nafas cepat. Pada akhir kehamilan,
ventilasi pernapasan permenit meningkat 40%. Perubahan ini mengakibatkan resiko
hiperventilasi pada ibu. Walaupun hiperventilasi secara normal menyebabkan
alkalosis, hal ini tidak diakibatkan adanya peningkatan kompensasi ekskresi
bikarbonat di ginjal. Namun hiperventilasi ini disebabkan oleh efek
progesterone secara langsung di pusat pernapasan. Ibu hamil mungkin merasa
cemas akan terjadinya dyspnoe dan merasa pusing saat napas pendek yang biasanya
terjadi ketika duduk di bawah.
16. Perubahan
Sistem Persyarafan
Fungsi system
saraf pusat dan otak sangat kompleks dan mencakup semua aktifitas mulai dari
reflex dasar sampai perubahan kemampuan kognitif dan emosional. Kinerjanya
sangat dberpengaruh dan dipengaruhi hormone. Perubahan yang terjadi menyangkut
ketidaknyamanan tulang dan otot, gangguan tidur, perubahan sensasi, pengalaman
terhadap nyeri.
Hormon kehamilan
mempengaruhi system saraf pusat, namun efek yang ditimbulkan tidak terlalu
dimengerti. Banyak wanita hamil mengeluhkan bahwa kemampuan kognitif mereka
menurun selama kehamilan dengan kesulitan berkonsentrasi kelemahan menyimpan
memori. Holdcroft meyakini bahwa penyusutan otak wanita selama hamil dan
kembali normal setelah persalinan disebabkan oleh perubahan dalam sel individu bukan
karena penurunan jumlah selnya.
Pola tidur
berubah selama kehamilan dan periode postpartum. Wanita hamil yang umur
kehamilannya sudah mencapai 25 minggu mengalami lebih banyak tidur dalam.
Selama trimester pertama waktu tidur bertambah namun sering terjadi bangun di
malam hari karena adanya kelainan atau gangguan seperti nocturia, dyspnoe,
heartburn, nasal congestion, muscle aches dan kecemasan.
Perubahan pada
telinga, hidung dan laring terjadi karena perubahan gerak cairan dan
permeabilitas pembuluh darah. Persepsi bau dan rasa erat kaitannya dan
penurunan sensitifitas bau mungkin terjadinya perubahan sensasi dan perubahan
makanan yang lebih disukai. Perubahan dalam persepsi rasa mungkin disebabkan
rasa pusing dan perasaan tidak suka terhadap makanannya, terutama untuk makanan
yang rasanya pahit selama kehamilan.
Beberapa hal
yang dirasakan ibu hamil diantaranya :
·
Pusing dan kunang-kunang
Pusing dan perasaan seperti melihat
kunang-kunang disebabkan oleh hipotensi supine syndrome (vena cava sindrom).
Hal ini terjadi karena ketidakstabilan vasomotor dan hipotensi postural
khususnya setelah duduk atau berdiri dengan periode yang lama. Hipotensi
postural bisa jadi karena kekurangan volume darah sementara.
·
Meralgia Paresthetica (kesakitan, mati
rasa, berkeringat, terasa gatal di daerah paha), bisa disebabkan oleh tekanan
uterus pada saraf kutan lateral femoral.
·
Sindrom Karpel Tunel
Sindrom ini bisa
menimbulkan perasaan terbakar, gatal dan sakit di tangan (biasanya di jempol
dan 3 jari pertama) sakitnya bisa sampai ke pergelangan tangan, naik ke lengan
bagian bawah, dan kadang-kadang sampai ke pundak, leher dan dada.
Sindrom ini
menyebabkan luka pada pergelangan tangan sehingga menyebabkan inflamasi dan
penyempitan di saraf tengah yang menjalar ke telapak tangan.
·
Kejang kaki mendadak
Biasanya terjadi dengan menarik
kontraksi otot betis secara berulang. Hal ini terjadi karena ibu sedang
istirahat atau bangun tidur. Kejang ini dikarenakan rendahnya serum ion kalsium
dan meningkatnya fosfat atau ketidakcukupan intake kalsium. Ketika itu terjadi
seharusnya ibu melenturkan atau meluruskan kaki atau berdiri. Ibu tidak
dianjurkan untuk memijat kakinya karena mungkin saja rasa sakit itu
berasal dari tromboplebitis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar